السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Menggapai Petunjuk / Hidayah Alloh
Secara rohani, petunjuk Alloh
swt (hidayah) dapat dipandang sebagai pangkal dari semua kebaikan.
Manusia tidak mungkin menggapai kebaikan-kebaikan dalam hidupnya tanpa petunjuk
dari Allah. Firman-Nya, ''Robb kami
adalah Allah yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kepadanya,
kemudian memberinya petunjuk.'' (Qs 20 : 50).
Menurut ulama besar Syekh Muhammad Abduh, petunjuk Allah itu
mencakup empat macam, yaitu petunjuk instink atau naluri (hidayat al-wujdan),
petunjuk pancaindera (hidayat al-hawas), petunjuk akal pikiran (hidayat
al-'aql), dan petunjuk agama (hidayat al-din). Tanpa keempat macam
petunjuk di atas, manusia tentu tidak mungkin bisa hidup dan membangun
kehidupannya dengan baik di muka bumi. Rasyid Ridha, murid Syekh Muhammad Abduh, menambahkan satu bentuk hidayah yang
lain lagi yang dinamakan 'inayah atau ma'unatullah, yaitu pitulung
dari Allah SWT. 'Inayah adalah bantuan Allah kepada manusia, sehingga
yang bersangkutan mampu mencapai cita-citanya dan mampu membangun kehidupannya
dengan baik. Hidayah dalam bentuk ini tidak dapat diberikan oleh siapa pun
juga, kecuali oleh Allah SWT sendiri.
Dilihat dari segi tingkatannya, hidayah itu menurut Imam al Ghazali
ada tiga macam.
Pertama
Berupa kemampuan mengenal dan membedakan kebaikan dan keburukan.
Kemampuan ini sesungguhnya diberikan oleh Allah kepada semua manusia baik
melalui kecerdasan intelektualnya maupun melalui informasi dari para Nabi dan
Rasul Allah. Kaum Tsamud dan juga kaum 'Ad pada mulanya telah diberikan hidayah
oleh Allah dalam bentuk ini, tetapi mereka lebih suka memilih kesesatan
daripada petunjuk Alloh. Dan adapun kaum Tsamud, maka
mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan)
daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan
apa yang telah mereka kerjakan. (Qs 41 : 17).
Kedua
Berupa peningkatan kualitas hidup manusia yang terus membaik dari
waktu ke waktu. Kualitas hidup itu meliputi kualitas iman, kualitas ilmu, dan
kualitas kerja. Menurut Imam al-Ghazali, inilah hidayah seperti yang tersebut
dalam ayat ini: ''Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk
kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.'' (Qs 47 :
17).
Ketiga
Berupa pencerahan jiwa atau semacam spiritual enlightenment.
Orang yang memperoleh hidayah dalam bentuk ini mencapai tingkat kesempurnaan
dan kematangan jiwa (kamalat nafsiyah). Pikiran dan jiwanya menjadi
terang, bahkan seluruh hidupnya menjadi terang benderang karena pencahayaan
Ilahi yang tidak pernah putus.
Bagi Imam al-Ghazali, inilah tingkatan
hidayah dalam bentuknya yang paling tinggi. ''Apakah orang-orang yang
dibukakan Allah hatinya untuk menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari
Robnya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka
kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat
Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata''. (Qs
39: 22).
Hidayah seperti terlihat di atas sungguh penting
dan amat menentukan kualitas hidup manusia. Oleh sebab itu, kaum Muslim
diperintahkan agar mencari dan menggapai petunjuk Allah itu. Setidak-tidaknya,
17 kali dalam sehari semalam, mereka harus membaca doa ini: ''(Ya
Allah), tunjukkan kami ke jalan-(Mu) yang lurus.'' (Qs 2 : 6). Tanpa
petunjuk-Nya, kita bisa sesat jalan dan terjerembab ke jurang nestapa. Na'udzubillah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar