MENU BAR

Rabu, 25 Juni 2014

PENERIMA HIDAYAH / PETUNJUK ALLOH



(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, siapa sudah bersahadah di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Qs 2 : 183)
Allah SWT menjelaskan golongan yang mendapat petunjuk dalam Alquran. Mereka yang mendapat petunjuk sebagai nikmat Allah yang besar, akan selamat, bahagia, dan mendapat ridho-Nya di dunia dan akhirat.

Pertama, para nabi dan rasul Allah. Dengan petunjuk Allah, mereka mampu menepis dan menolak godaan setan yang mengajak kepada perbuatan yang dilarang Allah. Allah SWT berfirman, ''Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak pula seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.'' (QS 22: 52).

Kedua, orang-orang yang tiada ragu beriman kepada Allah dan rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar (QS 49: 15).

Ketiga, mereka yang mati syahid karena menegakkan agama Allah. Mereka mendapat gelar syuhada. Mereka mendapat kedudukan tinggi dan ganjaran yang baik dari Allah, seperti firman-Nya, ''Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Alah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.'' (QS 3: 169-171).

Keempat, orang yang melakukan amal saleh karena didorong iman yang mereka miliki. Allah berfirman, ''Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami masukkan ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh.'' (QS 29: 9). Mereka pun menyuruh pada kebaikan dan mencegah kemungkaran, seperti firman Allah, ''Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebaikan. Mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.'' (QS 3: 114).

Kelima, orang-orang yang menaati petunjuk dan perintah Allah dengan ikhlas serta hati yang takut kepada siksa-Nya. Mereka digelari Allah dengan mukhlisin. Firman Allah SWT, ''Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apa pun), dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.'' (QS 23: 57-61).

Selaku Muslim, kita harus berupaya keras agar termasuk golongan yang mendapat petunjuk dari Allah, sehingga memperoleh keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amin.
Wallohualam bissowab

Jumat, 20 Juni 2014

MUMU TB



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه


Alhamdulillahirobbil aalamiin atas rahmat dan kasih sayang Alloh swt situs/blog ini dapat terbit. 

Situs/blog ini adalah kumpulan tulisan berbagai forum dan kajian jejaring sosial dengan maksud agar tulisan tersebut terjaga dan bisa diakses darimanapun juga, serta bisa bermanfaat lebih luas.

Jika sekarang web ini masih belum tampil sempurna, itu karena masih dalam proses.

“MUMU TB" Munzalan Mubaarakan (Tempat yang diBerkahi)

“Dan berdoalah, ‘Ya Rabb, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.” (QS Al Mukminun [23]:29)

Doa Nabiyulloh Nuh as diatas adalah doa yang dilantunkan setelah beliau dituding sebagai orang gila karena mengajak kaumnya agar hanya beribadah / mengabdi kepada Alloh swt saja. dan dakwah / ajakan beliaupun ditolak oleh kaum kafir.

Tepatnya setelah Nabi Nuh as memohon pertolongan kepada Alloh swt atas perlakuan kaum kafir lalu Alloh swt menyuruh Nabi Nuh as untuk membuat bahtera / perahu dan memasukanya kedalam bahtera itu pasangan pasangan dari beberapa jenis mahluk.

Maka setelah semuanya siap berada dalam bahtera, Nabi Nuh as pun memuji Alloh swt dengan ucapan "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim." kemudian Alloh swt memerintahkan Nabi Nuh as untuk berdoa.

“Dan berdoalah, ‘Ya Rabb, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat.” (QS Al Mukminun [23]:29)

Ada sebuah harapan yang indah dalam doa ini yaitu ‘tempat yang diberkahi’ yang berarti sebuah pengharapan akan kehidupan yang lebih baik kelak dimana kapal Nabi Nuh Alaihissalam dan pengikut-pengikutnya berlabuh. Sebuah pengharapan akan keberkahan pertolongan Allah yang berarti: Menentramkan, jauh dari rasa gelisah serta terhindar dari makar makar orang orang kafir dan dari huru-hara kehidupan dunia yang melalaikan.

Dengan menggunakan MUMU TB (Munzalan Mubaarakan) / Tempat yang diBerkahi sebagai Domain / nama tempat kami ini semoga Alloh berkenan mengabulkan harapan kami untuk mendapatkan Tempat yang diBerkahi sebagaimana dimaksud dalam Doa nabi Nuh as aamiinn yaa robbal alamiin. 
Wallohualam bissowab

Kontak Kami
            :  
Alamat           :
                       
                       
                       
                        Kota
                       
TLP / SMS        :  /  0823 1275 6814
BBM                : 7CD9B3D6
FB                    : http://facebook.com/
Email                : masyent@gmail.com
Rek Bank         : BRI

MENGGAPAI PETUNJUK / HIDAYAH ALLOH



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Menggapai Petunjuk / Hidayah Alloh
Secara rohani, petunjuk Alloh swt (hidayah) dapat dipandang sebagai pangkal dari semua kebaikan. Manusia tidak mungkin menggapai kebaikan-kebaikan dalam hidupnya tanpa petunjuk dari Allah. Firman-Nya, ''Robb kami adalah Allah yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kepadanya, kemudian memberinya petunjuk.'' (Qs 20 : 50).
Menurut ulama besar Syekh Muhammad Abduh, petunjuk Allah itu mencakup empat macam, yaitu petunjuk instink atau naluri (hidayat al-wujdan), petunjuk pancaindera (hidayat al-hawas), petunjuk akal pikiran (hidayat al-'aql), dan petunjuk agama (hidayat al-din). Tanpa keempat macam petunjuk di atas, manusia tentu tidak mungkin bisa hidup dan membangun kehidupannya dengan baik di muka bumi. Rasyid Ridha, murid Syekh Muhammad  Abduh, menambahkan satu bentuk hidayah yang lain lagi yang dinamakan 'inayah atau ma'unatullah, yaitu pitulung dari Allah SWT. 'Inayah adalah bantuan Allah kepada manusia, sehingga yang bersangkutan mampu mencapai cita-citanya dan mampu membangun kehidupannya dengan baik. Hidayah dalam bentuk ini tidak dapat diberikan oleh siapa pun juga, kecuali oleh Allah SWT sendiri.

Dilihat dari segi tingkatannya, hidayah itu menurut Imam al Ghazali ada tiga macam.

Pertama
Berupa kemampuan mengenal dan membedakan kebaikan dan keburukan. Kemampuan ini sesungguhnya diberikan oleh Allah kepada semua manusia baik melalui kecerdasan intelektualnya maupun melalui informasi dari para Nabi dan Rasul Allah. Kaum Tsamud dan juga kaum 'Ad pada mulanya telah diberikan hidayah oleh Allah dalam bentuk ini, tetapi mereka lebih suka memilih kesesatan daripada petunjuk Alloh. Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan. (Qs 41 : 17).

Kedua
Berupa peningkatan kualitas hidup manusia yang terus membaik dari waktu ke waktu. Kualitas hidup itu meliputi kualitas iman, kualitas ilmu, dan kualitas kerja. Menurut Imam al-Ghazali, inilah hidayah seperti yang tersebut dalam ayat ini: ''Dan orang-orang yang mendapat petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya.'' (Qs 47 : 17).

Ketiga
Berupa pencerahan jiwa atau semacam spiritual enlightenment. Orang yang memperoleh hidayah dalam bentuk ini mencapai tingkat kesempurnaan dan kematangan jiwa (kamalat nafsiyah). Pikiran dan jiwanya menjadi terang, bahkan seluruh hidupnya menjadi terang benderang karena pencahayaan Ilahi yang tidak pernah putus.

Bagi Imam al-Ghazali, inilah tingkatan hidayah dalam bentuknya yang paling tinggi. ''Apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk menerima agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Robnya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata''. (Qs 39: 22).

Hidayah seperti terlihat di atas sungguh penting dan amat menentukan kualitas hidup manusia. Oleh sebab itu, kaum Muslim diperintahkan agar mencari dan menggapai petunjuk Allah itu. Setidak-tidaknya, 17 kali dalam sehari semalam, mereka harus membaca doa ini: ''(Ya Allah), tunjukkan kami ke jalan-(Mu) yang lurus.'' (Qs 2 : 6). Tanpa petunjuk-Nya, kita bisa sesat jalan dan terjerembab ke jurang nestapa. Na'udzubillah!

Rabu, 18 Juni 2014

MARHABAN YA RAMADHAN 1435



بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

MARHABAN YA RAMADHAN 1435

Marhaban  barasal  dari  kata rahb yang  berarti  luas  atau lapang.  Marhaban  menggambarkan suasana  penerimaan  tetamu  yang disambut dan diterima dengan lapang dada, dan penuh  kegembiraan. Marhaban  ya Ramadhan (selamat datang Ramadhan),  mengandungi arti bahwa   kita  menyambut  Ramadhan  dengan  lapang dada,   penuh kegembiraan,  tidak  dengan keluhan.
Rasulullah  sendiri  senantiasa  menyambut  gembira   setiap datangnya  Ramadhan.  Dan  berita gembira  itu disampaikan  pula kepada para sahabatnya seraya bersabda:
"Sungguh  telah datang kepadamu bulan Ramadhan,  bulan  yang penuh keberkatan. Allah telah memfardlukan atas kamu puasanya. Di dalam bulan Ramadhan dibuka segala pintu surga dan dikunci segala pintu  neraka  dan dibelenggu seluruh setan.  Padanya  ada  suatu malam  yang  lebih  baik dari  seribu  bulan.  Barangsiapa  tidak diberikan  kepadanya  kebaikan malam itu  maka  sesungguhnya  dia telah dijauhkan dari kebajikan" (Hr. Ahmad)
Marhaban Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci itu, karena kita  mengharapkan  agar jiwa raga kita diasah dan  diasuh  guna melanjutkan perjalanan menuju Allah swt.
Selain memerintah syaum, dalam menyambut menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan. Inilah “Beberapa pesan” Rosululloh saw tatkala memasuki Ramadhan!

“Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.

Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”

Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.

Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”

“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”

“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”

“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”

Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”

“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”

“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”

“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”
“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke
Untuk persiapan rhomadhon 1435 ini kami sampaikan permohonan maaf lahir batin atas segala khilaf keluarga kami aamiinn
 Wallohualam bissowab
و السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه