Arti Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah
Selama ini kita sering mendengar ucapan seperti “semoga menjadi keluarga
yang sakinah, mawaddah, wa rahmah” (kadang ada yang menyingkat
"SAMARA") tiap kali ada teman yang menikah. Namun, jika ditanya arti
istilah tersebut, kebanyakan orang belum tahu tentaang definisi dari
sakinah, mawaddah, wa rahmah ini. Dalam tulisan ini akan dicoba untuk
menjelaskan pengertian sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Ketiga istilah ini dapat kita temui dalam firman Allah:
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ
فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa cinta dan
kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Rum [30]:21)
SAKINAH
Dalam Tafsirnya Al-Alusi menyatakan sakinah adalah merasa cenderung
(muyul) kepada pasangan. Kecenderungan ini satu hal yang wajar karena
seseorang pasti akan cenderung terhadap dirinya. Padahal menurut imam
Ibnu Katsir wanita (Hawa) diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang
sebelah kiri. Allah SWT juga telah menegaskan bahwa laki-laki memiliki
kecenderungan pada wanita. Allah berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,“ (QS Ali ‘Imran [3]: 14)
Apabila kecenderungan ini disalurkan sesuai dengan aturan Islam maka
yang tercapai adalah ketentraman dan ketenangan. Karena makna lain dari
sakinah adalah ketenangan sebagaimana firman Allah:
هُوَ الَّذِي أَنزلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ
لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَوَاتِ
وَالأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
Artinya: “Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati
orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan
mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi
dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,” (QS Al-Fath: 4)
Demikian pula firman Allah SWT:
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ
الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنزلَ السَّكِينَةَ
عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin
ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah
mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan
atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang
dekat (waktunya).” (QS Al-Fath:18)
Ketenangan dan ketentraman inilah yang menjadi salah satu tujuan
pernikahan. Karena pernikahan adalah sarana efektif untuk menjaga
kesucian hati dan terhindar dari perzinahan. Nabi saw bersabda:
يا معشر الشباب من استطاع الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج
Artinya: “Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah
mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah. Karena pernikahan
dapat menundukan pandangan dan menjaga kemaluan” (Muttafaq ’alayhi dari
jalur Abdullâh ibn Mas’ûd)
MAWADDAH DAN RAHMAH
Mengenai pengertian mawaddah menurut Imam Ibnu Katsir adalah al mahabbah
(rasa cinta) sedangkan ar rahmah adalah ar-ra’fah (kasih sayang). Dalam
tafsir al Alusi penulis mengutip pendapat Hasan, Mujahid dan Ikrimah
yang menyatakan mawaddah adalah makna kinayah dari nikah yaitu jima’
sebagai konsekuensi dari pernikahan. Sedangkan ar rahmah adalah makna
kinayah dari keturunan yaitu terlahirnya keturunan dari hasil
pernikahan. Masih dalam tafsir al Alusi ada juga yang mengatakan bahwa
mawaddah berlaku bagi orang yang masih muda sedangkan ar-rahmah bagi
orang yang sudah tua.
Implementasi dari mawaddah wa rahmah ini adalah sikap saling menjaga,
melindungi, saling membantu, memahami hak dan kewajiban masing-masing
antara lain memberikan nafkah bagi laki-laki. Sangat indah perumpamaan
yang disebutkan dalam Al Qur’an mengenai interaksi suami-istri. Allah
berfirman:
هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ
Artinya: “Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka.” (QS Al-Baqarah [2]: 187)
Pakainan adalah lambang dari kehormatan dan kemuliaan karena salah satu
fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat. Aurat sendiri maknanya adalah
sesuatu yang memalukan. Karena memalukan maka harus ditutup. Maka
demikianlah seharusnya hubungan suami-istri. Satu sama lain harus saling
menutupi kekurangan pasangannya dan bersinergi untuk mempersembahkan
yang terbaik.
KESIMPULAN
Dari ketiga kata tadi, kita singkat saja menjadi seperti ini agar mudah diingat:
Sakinah artinya tenang, tentram
Mawaddah artinya cinta, harapan
Rahmah artinya kasih sayang. (satu kata sambung "wa" yang artinya "dan")
Sebagai penutup tulisan singkat ini. Kita harus sadar bahwa pasangan
hidup, termasuk kecenderungan/ ketenangan (as sakiinah), rasa cinta
(mawaddah) dan kasih sayang (ar rahmah) adalah sebagian dari banyak
nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hambanya khususnnya hambanya yang
beriman. Perhatikanlah redaksi ayat pada surah ar rum diatas “Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri” dan
“dijadikan-Nya diantaramu rasa sinta dan kasih sayang” dalam ayat ini
Allah menegaskan bahwa Dirinyalah yang memberikan itu semua kepada
hamba-hambanya. Wabil khusus ar-rahmah adalah adalah bentukan (Musytaq)
dari salah satu sifat dan Asma Allah yaitu rahima. Demikian pula
ar-ra’fah yang merupakan salah salah satu asma dan sifat Allah ar-rauuf
(yang Maha kasih).
Untuk apa semua ini? Tidak lain agar manusia berfikir “Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir”. Setelah itu beiman, beramal dan bersyukur atas segala nikmat
yang Allah berikan.
Semoga dengan penjelasan ini kita lebih tahu tentang istilah yang akrab
kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tidak hanya sekedar
mengucapkan, tapi juga tahu maknanya jika ditanya.
Sekian. Semoga bermanfaat :)
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar