“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak
dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raf: 34)
“Maka barang siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan,
tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.“(QS.Al-A’raf:35)
Sedangkan orang yang kafir dan ingkar terhadap kebenaran Islam, “Dan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri
terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.“(QS.Al-A’raf:36)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada
mereka (pada hari kiamat): “Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu)
lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu
diseru untuk beriman lalu kamu kafir” Qs 23 : 10
Mereka menjawab: “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan
kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami
mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk
keluar (dari neraka)?” Qs 23 : 11
Ketika manusia dikumpulkan dipadang Mahsyar pada hari berbangkit
kelak dan orang kafir telah melihat dengan jelas akibat perbuatan mereka
menentang ayat ayat Allah selama ini, mereka mengeluh : ” Ya Allah
Engkau telah mematikan kami dua kali, dan menghidupkan kami dua kali
pula, lalu kami mengakui dosa kami, adakah jalan keluar bagi kami dari
kesulitan yang dahsyat pada hari ini (neraka jahanam) “. Dialog antara
orang kafir dengan Allah ini diabadikan dalam surat Al Mukmin ayat 10
-11, sebagaimana kami kutipkan diawal artikel ini.
Selama hidup didunia ini kita hanya mengerti bahwa mati dan hidup
itu hanya sekali saja, namun setelah diakhirat kelak kita baru, mengerti
bahwa kita hidup dan mati sebanyak dua kali. Memperhatikan dialog
diatas kita jadi bertanya, apakah yang dimaksud dengan kematian itu?
Dalam Al Qur’an dikatakan bahwa kita mati dan hidup sebanyak dua kali,
padahal yang kita ketahui selama ini kita hidup dan mati hanya satu
kali.
Definisi mati menurut Al-Qur’an
Mati menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari
jasad, kalau menurut ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika
jantungnya sudah berhenti berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah
terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad.
Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan
mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya
Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita masih berada
dialam Ruh, ini adalah saat mati yang pertama. Seluruh
Ruh manusia ketika itu belum memiliki jasad. Allah mengumpulkan mereka
dialam Ruh dan berfirman sebagai disebutkan dalam surat Al A’raaf 172:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan
yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
“Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (keesaan Tuhan)”, (Al A’raaf 172)
Selanjutnya Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin didalam
rahim seorang ibu, ketika usia janin mencapai 120 hari Allah meniupkan
Ruh yang tersimpan dialam Ruh itu kedalam Rahim ibu, tiba-tiba janin itu
hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya jantung janin tersebut. Itulah saat kehidupan manusia yang pertama kali,
selanjutnya ia akan lahir kedunia berupa seorang bayi, kemudian tumbuh
menjadi anak anak, menjadi remaja, dewasa, dan tua sampai akhirnya
datang saat berpisah kembali dengan tubuh tersebut.
Ketika sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan Ruh dari jasad. Itulah saat kematian yang kedua kalinya.
Allah menyimpan Ruh dialam barzakh, dan jasad akan hancur dikuburkan
didalam tanah. Pada hari berbangkit kelak, Allah akan menciptakan jasad
yang baru, kemudia Allah meniupkan Ruh yang ada di alam barzakh, masuk
dan menyatu dengan tubuh yang baru sebagaimana disebutkan dalam surat
Yasin ayat 51:
51- Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar
dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. 52- Mereka
berkata: “Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari
tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha
Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya). (Yasin 51-52)
Itulah saat kehidupan yang kedua kali, kehidupan
yang abadi dan tidak akan adalagi kematian sesudah itu. Pada saat hidup
yang kedua kali inilah banyak manusia yang menyesal, karena telah
mengabaikan peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari
perbuatan mereka selama hidup yang pertama didunia dahulu. Mereka
berseru mohon pada Allah agar dizinkan kembali kedunia untuk berbuat
amal soleh, berbeda dengan yang telah mereka kerjakan selama ini
sebagaimana disebutkan dalam surat As Sajdah ayat 12:
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat
ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan
Tuhannya, (mereka berkata): “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan
mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan
amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin”. (As
Sajudah 12)
Itulah proses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan kemudian
hidup kembali yang akan dialami oleh semua manusia dalam perjalanan
hidupnya yang panjang dan tak terbatas. Proses ini juga disebutkan Allah
dalam surat Al Baqaqrah ayat 28:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya
mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan
dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan? (Al
Baqarah 28)
Demikianlah definisi mati menurut Al-Qur’an, mati adalah saat
terpisahnya Ruh dari Jasad. Kita akan mengalami dua kali kematian dan
dua kali hidup. Jasad hanya hidup jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan
mati dan musnah. Berarti yang mengalami kematian dan musnah hanyalah
jasad sedangkan Ruh tidak akan pernah mengalami kematian.
Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun Ruh sudah ada dan hidup dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama Ruh dimasukan kedalam jasad , sehingga jasad tersebut bisa hidup. Pada saat mati yang kedua,
Ruh dikeluarkan dari jasad , sehingga jasad tersebut mati, namun Ruh
tetap hidup dan disimpan dialam barzakh. Jasad yang telah ditinggalkan
oleh Ruh akan mati dan musnah ditelan bumi. Pada saat hidup yang kedua,
Allah menciptakan jasad yang baru dihari berbangkit, jasad yang baru
itu akan hidup setelah Allah memasukan Ruh yang selama ini disimpan
dialam barzak kedalam tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua ini adalah
kehidupan yang abadi, tidak ada lagi kematian atau perpisahan antara Ruh
dengan jasad sesudah itu.
Kalau kita amati proses hidup dan mati diatas ternyata yang
mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad, sedangkan Ruh tidak pernah
mengalami kematian dan musnah. Ruh tetap hidup selamanya, ia hanya
berpindah pindah tempat, mulai dari alam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh
dan terakhir dialam Akhirat. Pada saat datang kematian pada seseorang
yang sedang menjalani kehidupan didunia ini, maka yang mengalami
kematian hanyalah jasadnya saja, sedangkan Ruhnya tetap hidup dialam
barzakh. Allah mengingatkan hal tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 154
:
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang
gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya)
mereka itu h idup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al Baqarah 154)
Perjalanan panjang tanpa akhir
Kalau kita amati proses perjalan hidup dan mati seperti yang
disebutkan diatas , maka yang mengalami kematian hanyalah jasad kita
saja, sedangkan Ruh tidak pernah mengalami kematian. Sejak diciptakan
pertama kali dan diambil kesaksiannya tentang ke Esaan Allah ketika
dikumpulkan dialam Ruh sebagaimana disebutkan dalam surat Al A’raaf 172,
mulailah Ruh menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah
berkahir.
Sifat Ruh sama seperti energy, dalam ilmu fisika kita mengenal
teori kekekalan Energy. Teori kekalan Energy mengatakan bahwa Energy
bersifat kekal, tidak bisa dimusnahkan, dihancurkan ataupun dilenyapkan.
Ia hanya mengalami perubahan bentuk. Ruh memiliki sifat seperti Energy
ini, ia tidak bisa dimusnahkan, dilenyapkan ataupun dihancurkan, ia
kekal selamanya, ia hanya berubah bentuk mulai dialam Ruh, alam Dunia,
alam Barzakh dan alam Akhirat kelak.
Kita bisa merasakan selama hidup didunia ini bahwa Ruh kita tidak
pernah tidur atau beristirat. Kalau kita tidur pada malam hari, yang
tidur adalah jasad atau jasmani kita sedang Ruh kita sendiri, pergi
berjalan entah kemana. Ruh tidak bisa hancur, musnah dan lenyap namun ia
bisa merasa lemah, sakit dan menderita. Ruh yang kurang mendapat
perawatan akan menjadi lemah menderita dan sakit. Penyakit Ruh umumnya
akan merembet pada penyakit fisik atau jasmani, penyakit ruh yang umum
kita kenal antara lain, gelisah, kecewa, dengki, cemas, takut, sedih,
tertekan dan stress berkepanjangan.
Ruh mengalami proses pendewasaan selama hidup didunia. Semua bekal
yang dibawa untuk perjalanan hidup dialam barzakh dan akhirat didapat
dari alam dunia. Namun sayang selama hidup didunia banyak orang yang
tidak memperdulikan kebutuhan Ruhnya untuk menghadapi perjalan panjang
yang tak akan pernah berakhir ini. Kebanyakan manusia hanya fokus pada
masalah kehidupan dunia, dan tidak perduli dengan masalah kehidupan
akhirat yang lebih dahsyat dibandingkan dengan kehidupan dunia.
Mereka baru menyadari kekeliruan mereka tatkala ruh telah sampai
ditenggorokan, hingga tatkala mereka telah pindah kelam barzakh mereka
mengeluh sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminun ayat 99-100 :
99- (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga
apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya
Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),
100- agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah
aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan
yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari
mereka dibangkitkan (Al Mukminun 99-100)
Penyesalan itu memang selalu terlambat datangnya, namun penyesalan
yang muncul setelah datangnya kematian hanyalah sesuatu yang sia-sia.
Masa lampau tidak akan pernah kembali, kita hanya terus maju menghadang
masa yang akan datang, apapun keadaan kita. Orang yang bijaksana akan
mengumpulkan bekal sebanyak banyaknya untuk menempuh perjalanan panjang
dialam barzakh dan akhirat. Orang yang lalai hanya fokus pada kehidupan
dunia, tidak pernah mempersiapkan diri untuk menempuh perjalanan panjang
itu. Bahkan terkesan tidak peduli dengan kehidupan akhirat. Sebagian
besar manusia didunia termasuk kedalam golongan orang yang lalai ini,
sebagaimana disebutkan dalam surat Yunus ayat 92:” …sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” Lebih
tegas lagi disebutkan dalam surat al Insan ayat 27 :
Sesungguhnya mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia
dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat
(hari akhirat). (Al Insan 27)
Mudah2an kita tidak termasuk orang yang lalai, seperti disebutkan
dalam ayat Qur’an diatas. Mari kita persiapkan perbekalan kita untuk
menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah berakhir didunia dan
akhirat. Penyesalan diakhirat kelak tidak ada gunanya, masa lalu tidak
akan pernah kembali, masa yang akan datang pasti terjadi. Bersiaplah
menghadap berbagai perubahan yang akan kita alami sepanjang perjalan
hidup yang amat panjang dan melelahkan ini. Berbekallah sebaik baik
bekal adalah Taqwa. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar