MENU BAR

Minggu, 14 September 2014

REGENERASI GIGI

sumber : milis balita-anda
drg. Gandung Perkasa A.
(artikel dari Harian Pikiran Rakyat, Bandung)

Gigi susu atau gigi sulung, yang oleh awam lebih dikenal sebagai ‘gigi anak-anak’, keberadaannya sering dianggap sepele dengan asumsi kalau ada apa-apa, toh masih ada penggantinya. Bahkan, orang tua sering mempunyai persepsi yang keliru, datang ke dokter gigi meminta gigi anaknya untuk segera dicabut karena kondisinya yang berantakan atau karies di banyak permukaan gigi.

Memang, gigi susu kelak pada saatnya akan diganti dengan gigi tetap. Namun, ini bukan berarti begitu ada kerusakan lalu satu-satunya alternatif harus dicabut. Gigi susu mempunyai ‘jatah waktu’ tertentu untuk tanggal sehingga keberadaannya harus dipertahankan sampai tiba saatnya untuk tanggal.

Meskipun kerusakannya sudah parah, dokter gigi masih akan berusaha mempertahankan. Bahkan, bila memungkinkan, akan dilakukan perawatan seperti aplikasi fluor ataupun penambalan. Bila dokter gigi tidak mengabulkan permintaan orang tua untuk mencabut gigi anaknya meskipun kondisinya dianggap sudah sedemikian parah, itu karena memang ada pertimbangan tertentu sehingga belum diindikasikan untuk dicabut.

FUNGSI ISTIMEWA
Gigi susu mempunya fungsi istimewa yang tidak dimiliki gigi tetap. Sama halnya dengan gigi tetap, gigi susu secara umum berfungsi membantu proses pencernaan, pengucapan, dan estetika.
Di samping itu, fungsi istimewa yang tidak dimiliki oleh gigi tetap adalah sebagai petunjuk gigi tetap agar kelak tumbuh (erupsi) pada tempatnya dan menjaga pertumbuhan lengkung rahang.
Bila gigi susu tanggal sebelum saatnya, baik karena karies ataupun dicabut, gigi tetap yang akan tumbuh tidak mempunya petunjuk sehingga sering salah arah dan rahang yang ditinggal gigi susu jauh sebelum saatnya. Ini akan mengalami penyempitan sehingga tidak cukup untuk menampung semua gigi dalam susunan yang teratur. Akibatnya, susunan gigi-geligi menjadi crowded (tidak beraturan).

PERIODE PERTUMBUHAN GIGI
Orang tua yang mengetahui periode pertumbuhan gigi-geligi – baik gigi susu maupun gigi tetap – akan sangat membantu. Bukan hanya dalam segi perawatan dalam menjaga kebersihannya, tetapi juga mencegah agar anak-anak tidak melakukan kebiasaan buruk, mis. mengisap jempol yang bisa mengakibatkan gigi depan maju (tonggos), menggigit pensil atau benda lain yang bisa mengikis email atau timbulnya celah gigi (distema).

Gigi susu yang tumbuh pertama kali adalah gigi seri tengah rahang bawah. Biasanya tumbuh saat bayi berusia sekitar enam bulan. Hal ini sering ditandai dengan gejala bayi sering rewel, bahkan badannya disertai panas. Gusinya terasa gatal sehingga ingin menggigit setiap benda yang dipegang. Untuk mengatasinya, bayi tsb. bisa diberi mainan yang lunak dan dijauhkan dari benda-benda yang membahayakan keselamatannya.

Gigi susu diharapkan sudah tumbuh lengkap saat anak berusia dua tahun.
Kadang-kadang, ada bayi yang usianya belum genap enam bulan giginya sudah mulai tumbuh, sedangkan yang lain sudah menginjak satu tahun giginya belum tumbuh sama sekali. Kondisi ini tidak perlu dirisaukan karena ada pengaruh beberapa faktor, mis., nutrisi, hormonal, ataupun keturunan.

Gigi susu bila tumbuh lengkap berjumlah dua puluh gigi yang macamnya terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi geraham pada gigi susu hanya satu macam, sedangkan pada gigi tetap terdapat dua macam sehingga dibedakan menjadi ‘gigi geraham besar’ (GGB) dan ‘gigi geraham kecil’ (GGK).

Gigi tetap bila tumbuh semua (termasuk gigi bungsu/geraham ketiga/terakhir) berjumlah 32 gigi. Jumlah yang lebih besar ini disebabkan pada gigi tetap dijumpai GGK dan gigi geraham besar ketiga (gigi bungsu).
Saat gigi susu tanggal, biasanya bersamaan dengan saat gigi tetap tumbuh, tetapi ada pengecualian pada GGB.

Patut digarisbawahi bahwa GGB pertama mulai tumbuh pada umur enam sampai tujuh tahun. GGB ini bukan gigi pengganti. Artinya, gigi ini langsung muncul pada deretan di belakang gigi-gigi susu, baik pada rahang atas maupun rahang bawah. Jadi, gigi ini (dan juga GGB lainnya) tumbuh tidak menggantikan gigi susu, sedangkan gigi lainnya (GGK, taring, dan seri) akan tumbuh menggantikan gigi pendahulunya (gigi susu).

Banyak kasus menunjukkan bahwa orang tua sering kecolongan karena tidak mengetahui gigi putra-putrinya sudah rusak parah. Padahal, gigi ybs. merupakan gigi tetap. Selain itu, letak gigi-geligi secara keseluruhan tidak beraturan sehingga mengganggu bukan hanya secara estetika tetapi juga fungsinya.

Sebagai patokan utama, ketika anak mulai masuk TK, anak perlu lebih diperhatikan secara intensif. Usia 5,5 – 11 tahun adalah periode gigi campur.
Gigi kelihatan tidak beraturan karena berada pada masa peralihan saat tanggalnya gigi susu dan saat tumbuhnya gigi tetap. Usia ini dianggap rawan dan penentu. Kelainan gigi-geligi bisa terdeteksi saat ini yang juga merupakan saat yang tepat untuk mengoreksinya.
Sesungguhnya, hal ini tidak perlu dikhawatirkan sejauh rahang cukup menampung semua gigi yang tumbuh. Bila ada gigi yang ‘nakal’ tumbuhnya, biasanya masih bisa ditangani tanpa perlu bantuan alat. Si anak dianjurkan untuk mengembalikan posisi gigi ke posisi gigi semula dengan bantuan
lidahnya.
Namun bila posisi gigi mengganggu sedemikian rupa, baik untuk fungsi maupun estetika secara ‘serius’, inilah saat yang tepat untuk mengaturnya dengan perawatan pengawatan (orthodonti). Seusia anak-anak masih memungkinkan untuk dilakukan perawatan secara maksimal mengingat tulang anak-anak masih dalam periode pertumbuhan sehingga masih bisa dibentuk dan diarahkan. Dengan demikian, kemungkinan keberhasilannya lebih besar.

KAPAN MESTI DICABUT?
Anak-anak belum mampu merawat gigi-geliginya secara maksimal dan tentunya peran orang tua sangat menentukan. Begitu gigi susu menunjukkan gejala mulai tumbuh, saat itu juga harus mulai diperhatikan.
Ketika gigi susu telah tumbuh dan sementara si anak masih minum ASI ataupun susu botol, jangan lupa untuk membersihkan giginya dengan cara mengusapnya dengan kain atau tisu yang telah dibasahi air ketika dia akan tidur. Email gigi susu lebih tipis dibandingkan gigi tetap karena itu tidak mengherankan bila gigi anak-anak sangat mudah mengalami karies. Apabila membiarkan mereka tertidur dalam keadaan rongga mulut terdapat sisa-sisa susu atau makanan, hal ini akan ikut memperparah keadaan.

Anak-anak harus dibiasakan menyikat giginya secara benar dan teratur sejak dini. Selain itu, akan sangat bijaksana jika mulai mengenalkannya dengan dokter gigi meskipun tidak mengalami kerusakan atau kelainan apa-apa. Bahkan, kedatangannya pertama kali tidak diapa-apakan, suasana
keramahtamahan akan membuatnya bersahabat dengan dokter gigi, dan segala pernak-perniknya’. Hal ini akan membuat sia anak merasa ‘nyaman’ sehingga kelak tidak mengalami kesulitan bila harus melakukan perawatan. Kesan trauma bisa timbul bila anak dibawa ke dokter gigi dalam kondisi ‘kesakitan’ serta dipaksa melakukan perawatan yang justru akan membuatnya kapok.

Gigi susu harus dicabut bila sudah terjadi resorbsi akar gigi susu oleh gigi tetap di bawahnya yang akan tumbuh. Biasanya ditandai dengan kegoyahan gigi. Pencabutan akan memberi kesempatan gigi tetap tsb. tumbuh dengan leluasa.
Namun, meskipun gigi susu belum goyah sama sekali bahkan masih kuat tertanam, sementara gigi tetap telah terlihat mulai tumbuh, gigi susu tsb. juga harus segera dicabut. Kondisi seperti ini disebut presistensi (kesundulan). Keterlambatan pencabutan mengakibatkan gigi akan tetap terhambat pertumbuhannya. Sama halnya dengan pencabutan yang belum saatnya, kondisi ini juga bisa mengakibatkan gigi-geligi susunannya tidak beraturan.
Sering dijumpai, gigi taring tetap atas seseorang, tumbuh tidak pada tempatnya (gingsul). Kondisi ini kadang bisa mempermanis penampilan seseorang. Namun, bila letaknya sedemikian rupa sehingga mengganggu penampilan, hal ini akan menimbulkan rasa risih.

Beberapa kasus menunjukkan bahwa hal tsb. ternyata diakibatkan ybs. masih menyimpan gigi taring-gigi susu di bawahnya. Hal ini bisa terjadi karena bagi orang awam kadang tidak bisa membedakan secara pasti antara gigi susu dan gigi tetap karena tidak mengalami kegoyahan dan dianggap gigi tetap sehingga ‘disimpan’ lalu menghalangi gigi taring yang akan tumbuh. Dengan
demikian, akan sangat membantu bila orang tua bisa membedakan gigi susu dengan gigi tetap. Secara sepintas, gigi susu bisa dibedakan dengan gigi tetap karena warnanya lebih putih, bentuknya lebih kecil, dan permukaannya cenderung menguncup.




Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi Anak (1) 
Penulis : Dr. Handrawan Nadesul*
Gigi yang terawat sejak dini, ikut menentukan kesehatan gigi saat ini maupun di kemudian hari.  Tak cukup hanya mewarisi benih gigi kuat kalau perawatannya tidak diperhatikan. Maka menjaga kesehatan gigi-geligi anak, sejak kecil, amatlah penting. Bahkan semenjak masih gigi susu. Bagaimana caranya, mari kita bahas di sini.
TIDAK sedikit anak yang susunan geliginya tidak beraturan hanya karena waktu kecil pemeliharaan gigi susunya terabaikan. Setelah remaja baru disesali karena susunan gigi serinya juga tidak beraturan. Mengapa?
Rawat gigi susu
Gigi susu anak, yang umumnya gigi perdana muncul ketika anak berumur 6 bulan, tanggal sebelum waktunya. Kita tahu bahwa semua gigi susu muncul (erupsi) dan waktu kapan tanggalnya, masing-masing ada waktunya. Paling awal gigi seri bawah, dan paling akhir gigi susu geraham.
Gigi susu mana pun, yang sudah muncul, perlu dipelihara agar tidak rusak, keropos, dan tanggal sebelum waktunya. Kerusakan gigi, termasuk gigi susu, umumnya karena kebersihan gigi kurang terjaga. Terlebih kalau anak sudah mulai diberi makanan padat.
Musuh utama gigi terdapat pada jenis menu bertepung, yang tidak bisa segera terlarut oleh air liur. Nasi, roti, mie, ubi, sagu, jagung, biskuit, wafer, pisang, kerupuk dan semua yang serba manis mengandung karbohidrat.
Gigi terancam rusak bila permukaan gigi tidak bersih. Maka membersihkan gigi, terutama dari sisa makanan harus dilakukan segera setelah makan. Sejak dini perlu dibiasakan membersihkan gigi si Kecil dengan kapas yang dibasahi air masak.
Sisa makanan bertepung (karbohidrat) penyebab awal kerusakan gigi. Mengapa?
Gigi keropos dan gigi susu tanggal awal
Sisa makanan karbohidrat yang bercampur dengan kuman di rongga mulut terpecah oleh air liur secara bio-kimiawi, membentuk senyawa asam dan berisiko merusak gigi. Senyawa ini bila melekat pada permukaan gigi akan mengeroposkan lapisan terkuat gigi, email (enamel), sekalipun email permukaan gigi itu sekeras porselin.
Sebab itu anak jangan terbiasa ‘ngemut’ makanan misal permen, kembang gula, coklat, maupun makanan lain termasuk ‘ngemut’ nasi dan makanan pokok lainnya kala makan. Kebiasaan ngemut sering menjadi penyebab gigi rusak.
Orang tua hendaklah melatih anak terampil makan dengan mengunyah dan menelan setelah makanan lumat. Tak cukup itu, membersihkan mulut & gigi setelah makan juga harus dibiasakan, termasuk setelah makan permen, coklat, kembang gula, bahkan es krim. Untuk makanan yang dapat segera larut dengan air liur (tidak menyangkut di sela gigi) misal es krim atau permen, paling tidak segera beri minum dan kumur-kumur dengan air matang. Diharapkan sisa gula yang melekat di permukaan gigi, akan terhanyutkan.
Air liur dapat membantu menjaga kesebersihan mulut dan gigi, namun butuh waktu sekira 3 jam. Dengan kata lain tidak memberi anak makanan bertepung dan gula sebelum lewat tiga jam, setelah makan manis dan bertepung. Itupun tetap harus membersihkan mulut dan  giginya segera setelah makan atau minum manis atau makan permen. Jika tak ingin gigi anak keropos.
Bila gigi bila tak segera ditambal oleh dokter gigi semakin memperbesar keroposnya. Lebih-lebih jika keropos itu menembus bagian pulpa tempat pembuluh darah, saraf, dan getah bening gigi berada, maka kerusakan gigi sudah pada titik terparahnya. Ujung-ujungnya terjadi infeksi, karena gigi sudah terbuka dengan rongga mulut, tempat berbagai jenis kuman berada.
Infeksi pada pulpa gigi yang menjalar ke akar gigi, dan akhirnya gusi pun terinfeksi juga. Gusi membangkak berisi nanah. Pada tahap kerusakan ini pengobatannya jauh lebih pelik, perlu perawatan gigi khusus dan berkali-kali. Maka penting melakukan check up gigi sedikitnya satu kali setahun. Agar bila ada titik bolong sekecil apa pun, bisa langsung ditambal. Membiarkan bolong sekecil apa pun pada gigi, lama-kelamaan akan menjadi bolong besar juga, awal pengeroposan gigi.
Bila bolong, keropos, dan infeksi juga dialami gigi susu, dan tidak dilakukan perawatan memadai, maka gigi akan tanggal. Gigi tanggal sebelum waktunya, karena mestinya setiap gigi susu ada umurnya. Gigi tetap bagian seri baru akan muncul pada umur 7 tahun. Maka gigi seri susu harus dipertahankan sampai umur itu. Kalau tidak, itu yang menjadi musabab kedudukan gigi seri tetap nantinya tidak beraturan.
Bila gigi susu tanggal sebelum waktunya, gigi tetap yang akan menggantikannya kehilangan arah untuk bertumbuh keluar (erupsi). Arah munculnya gigi tetap belum tentu sama lurusnya dengan gigi susu yang akan digantikannya, maka susunan gigi seri tak indah dipandang.
Jika sakit gigi ini terjadi pada anak hingga tak bisa makan, ini akan menghambat penyembuhan juga pertumbuhannya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar