MENU BAR

Kamis, 26 Februari 2015

JAHE

Budidaya Jahe Merah dengan karung Budidaya Jahe Dengan Teknik Vertikultur Media Karung atau Polybag Teknik vertikultur merupakan cara menanam tanaman dengan cara di tempatkan di media atau wadah yang disusun secara vertikal, teknik ini digunakan untuk menanam atau membudidayakan tanaman dengan kondisi lahan yang sempit atau lebih tepatnya cara tanam dengan memanfaatkan lahan atau ruang tanam yang sedikit untuk menghasilkan panen yang maksimal. Teknik vertikultur ini telah banyak dimanfaatkan di daerah perkotaan atau di pedesaan yang mempunyai lahan yang sempit. Teknik vertikultur dapat diterapkan pada budidaya jahe, namun vertikultur di sini tidak menyusun tanaman jahe secara vertikal, mengingat tanaman jahe ini berat nantinya sehingga tidak efisien jika disusun vertikal karena harus mempunyai penopang yang kuat, sehingga teknik vertikultur pada jahe sering di artikan sebagai cara tanam yang di susun berjejeran atau bersisian dengan wadah tertentu. lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini. jahe merah vertikultur Nah keunggulannya dengan teknik vertikultur adalah: Hemat lahan dan air Wadah atau media dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada Pemeliharaan lebih mudah Hasil lebih banyak Mendukung cara pertanian organik Efisiensi hasil mencapai 90% dari budidaya konvensional Selanjutnya adalah cara menanam Jahe dengan media karung adalah 1. Penyiapan Media Tanam Media tanam seperti karung juga mempunyai kelemahan seperti mudah rusak atau bolong, namun dengan penanganan yang tepat hal tersebut dapat dihindari, selain menggunakan karung ada juga yang menggunakan polybag, namun permasalahan yang ditemukan adalah polybag kurang tinggi dan adalagi dengan media keranjang dan pot, namun biayanya tentu lebih mahal. jahe dalam karungSetelah menentukan media apa yang akan kita pakai selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan tanah untuk isian media tadi atau tempat tanamnya jahe nanti, isian yang digunakan adalah tanah, pasir, dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2 Tanah yang baik adalah tanah yang gembur dan subur. Gembur artinya remah dan komposisi liat, pasir, dan debunya seimbang. Subur berarti banyak kandungan unsur haranya. Jika tanah tersebut tidak tidak tersedia maka diperlukan perlakuan lain agar tanah dapat digunakan, seperti penambahan pasir dan pupuk. Pasir diperlukan jika tanah yang digunakan mengandung fraksi liat yang cukup tinggi. Pasir yang digunakan adalah pasir ladu atau pasir yang bercampur dengan lumpur. Selain murah, pasir ini juga masih mengandung bahan-bahan mineral endapan. Pupuk organik bisa menggunakan pupuk kandang, pupuk kompos atau bokashi. Meskipun menggunakan pupuk kandang, akan lebih bagus jika pupuk kandang yang telah dihancurkan dan difermentasi sehingga lebih cepat diserap oleh akar tanaman. Seluruh media tersebut dicampur merata sambil dibersihkan dari benda-benda yang mengganggu, misalnya plastik, batu atau benda lainnya. Kemudian media pengisi dimasukkan ke dalam karung atau media yang telah disiapkan. Pengisian karung atau polybag cukup ¼ bagian saja, karena selama pertumbuhan tanaman nanti, akan dilakukan penambahan pupuk organik. 2. Pembibitan Jahe Bibit yang ideal adalah bibit telah berumur tua, besar, warnanya cerah dan tidak ada lukanya, untuk itu saya sarankan untuk memcari bibit dari petani langsung bukan di pasar demi menjamin kualitas bibit jahe yang akan kita tanam. bibit jahe Setelah mendapatkan bibit yang kita cari, selanjutnya untuk menghindari penyakit yang disebabkan jamur perlu dilakukan perendaman bibit kedalam larutan fungisida (misalnya Dithane M-45) selama lebih kurang 15 menit. Selanjutnya bibit di semai di tempat yang lembab dan tidak terkena matahari ataupun hujan secara langsung, bisa di kumbung atau gudang dengan dialasi alang-alang atau jerami, kemudian letakkan benih secara merata di atas alang-alang atau jerami tadi dan tutup kembali dengan jerami atau alang-alang. Perlu diperhatikan untuk mengecek bibit setiap hari guna mengontrol kelembaban benih dengan menyiraminya dengan sedikit air secara merata, setelah lebih kurang 2 minggu akan tumbuh tunas-tunas kecil berwarna putih dengan ukuran 3 cm atau lebih, dan itu tandanya benih siap ditanam ke media. 3. Penanaman Rimpang Jahe rimpang jahe Setelah benih siap ditanam, masukkan rimpang ke dalam karung atau media, banyaknya jumlah rimpang tergantung besar rimpang dan jumlah mata tunasnya, namun biasanya cukup menggunakan 5-10 rimpang saja perkarungnya. Usahakan menanam benih jahe secara merata agar nantinya jahe mudah berkembangnya dan timbun dengan campuran tanah yang telah diramu sebelumnya. Setelah itu siram dengan air secukupnya dan letakkan karung yang telah diisi oleh benih ke daerah yang ternaungi dari sinar matahari langsung sampai usia 2-3 bulan supaya daunnya tidak menguning. 4. Pemeliharaan Tanaman Jahe Pemeliharaan tanaman jahe dalam karung bisa dikatakan cukup mudah, hanya saja masih perlu diperhatikan mengenai hal-hal berikut ini. Penyiraman Untuk penyiraman tanaman usia sampai 3 bulan perlu dilakukan setiap hari jika kondisi tidak hujan, hal ini karena pada usia tersebut rimpang masih banyak membutuhkan air, waktunya lebih baik pada sore hari, untuk usia 3 bulan lebih tidak perlu terlalu sering disiram namun kondisikan tanahnya agar tanah tidak terlalu kering dan tidak terlalu lembab karena dapat menyebabkan rimpang menjadi busuk. Tanaman jahe yang sehat Penyiangan Sampai usia 4 bulan tanaman jahe perlu disiangi karena tanamannya belum begitu rimbun, hal ini juga masih bisa diakali dengan menambahkan mulsa jerami untuk menekan pertumbuhan gulma. Selain itu tanah dalam karung perlu digemburkan agar akar tumbuh dengan mudah dan sirkulasi udaranya baik, caranya bisa menggunakan cetok atau alat bantu lain yang ada dan bisa memudahkan proses tersebut. Pemupukan Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk kimia ataupun pupuk organik, namun dianjurkan untuk memakai pupuk organik untuk menjamin kualitas alaminya, untuk pupuk organik bisa di berikan pada usia 2 bulan, banyaknya sekitar 1/5 ukuran media atau karungnya dan sekaligus melakukan proses pembumbunan tanaman jahe. Pemupukan dapat dilakukan sebanyak 3 kali sampai waktu panen. Pemangkasan Pemangkasan perlu dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru, pada usia 2-3 bulan dapat dilakukan pemangkasan, pangkaslah beberapa tangkai saja, sisakan sedikit untuk proses fotosintesis tanaman jahe. 5. Pengendalian Hama dan Penyakit Walaupun jarang terdengar penyakit dan hama yang serius terhadap tanaman jahe ini namun hal itu cukup merepotkan jika tidak diantisispasi dengan tepat, hama dan penyakit dapat membunuh tanaman jahe kita jika tidak kita tangani dengan serius, dan berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan dalam menangani hal tersebut. Pengendalian dengan Cara Mekanis Cara ini dengan membunuh atau menyingkirkan secara langsung hama yang mengganggu tanaman jahe kita, atau dengan alat bantu perangkap seperti menggunakan plastik yang berwarna cerah (kuning atau merah) yang lekatkan pada bambu dan di olesi dengan lem dan meletakkannya di sekitar tanaman jahe kita. Pengendalian dengan Cara Kimiawi Cara ini dengan menggunakan insektisida yang disemprotkan ke tanaman jahe kita untuk menanggulangi hama seperti belalang dan ulat, dan dianjurkan untuk menggunakan insektisida yang berbahan organik supaya tidak merusak tanaman. Pengendalian Penyakit Pengendalian penyakit lebih dititik beratkan pada saat pemilihan benih dan perlakuan sebelum ditanamnya rimpang, dengan perendaman fungisida dan pemilihan benih yang baik dapat mencegah tanaman dari penyakit, yang pada umumnya disebabkan oleh bibit yang kurang sehat, biasanya penyakit yang dapat ditimbulkan adalah penyakit layu bakteri dan penyakit bercak kuning pada daun serta penyakit busuk rimpang, hal tersebut dapat dihindari dengan pemilihan induk rimpang yang sehat dan perendaman dengan fungisida serta menjaga kebersihan tanaman serta mencegah genangan air atau kondisi yang terlalu lembab. Jika tanaman jahe terserang penyakit penanggulangan pertama yang kita lakukan adalah dengan menyemprotkan bakterisida atau fungisida, namun jika hal tersebut tidak berpengaruh juga langkah paling tepat adalah memusnahkan tanaman yang terkena penyakit tadi agar tidak menular ke tanaman di sekitarnya. 6. Pemanenan Usia pemanenan disesuaikan dengan tujuan produk yang akan kita jual, tanaman jahe merah dapat dipanen minimal pada usia 10 bulan, jika tujuannya untuk disuling usia panen ideal adalah usia 10 bulan karena pada usia tersebut kandungan air masih banyak, namun untuk industri obat-obatan, jamu dan jahe instan usia idealnya adalah satu tahun supaya kualitasnya kandungannya baik. Selain itu tanda bahwa tanaman jahe merah kita siap dipanen adalah dengan menguning dan mengeringnya bagian daun dan batang tanaman jahe kita. panen jahe Pemanenan jahe dengan media karung sangat mudah, karena hanya dengan menyobek karung dengan hati-hati lalu bersihkan tanah dari rimpang jahe, bila perlu dicuci dengan air sampai bersih. Banyaknya hasil panen tergantung pada ketekunan dan kejelian kita dalam merawat tanaman jahe kita, namun para petani yang menggunakan media karung minimal menghasilkan 5 kg per karung ukuran 50 kg, namun dengan penanganan dan cara tanam serta perawatan yang tepat dapat menghasilkan sampai 20 kg perkarungnya Demikian pembahasan saya tentang cara budidaya jahe merah dengan media karung. Semoga dapat menjadi referensi anda yang tepat dalam mengembangkan tanaman jahe merah anda. Terima kasih telah mampir di blog saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar